Selasa, 04 November 2025

Kisah Penjaga Kebun dan Buah Jeruk yang Manis


Kisah Penjaga Kebun dan Buah Jeruk yang Manis

Suatu hari di kelas Aisyah terjadi sebuah kehebohan. Mereka melihat Galang menjadi tukang kebun di kebun milik Pak Haji Hasan, orang paling kaya di kota mereka. Siapa yang enggak kenal Galang, coba? Dia ganteng, jago main basket, badannya atletis, cerdas, dan terkenal sebagai satelitnya masjid sekolah alias selalu wara-wiri di sekitar masjid. Kalau enggak buat shalat Dhuha, Galang pasti bantuin marbot menyapu atau mengepel, shalat Zuhur juga rajin dan sesekali membaca Al-Qur'an saat jam istirahat. Selain rajin ibadah, Galang juga tipe cowok yang enggak pernah mau pacaran, boro-boro mau mengobrol, kalau salaman saja tangannya jauh-jauhan.
Cewek-cewek di sekolah banyak yang ngefans sama Galang karena dia anak orang kaya. Bapaknya merupakan pengusaha ayarn goreng paling terkenal di kota mereka.
Anehnya kenapa juga Galang harus jadi tukang kebun?
"Yakin, kalau Galang jadi tukang kebun?" Tanya Aisyah yang ikut-ikutan kepo.
"Beneran, semua anak-anak tuh heboh Soalnya tahu sendiri, kan kebun jeruk Pak Haji Hasan itu luas binggo.*
Jadi yang ngurus kebun jeruknya tuh banyak, termasuk paman gue," kata Hana, sahabat Aisyah sekaligus pemantik berita heboh di pagi ini.
Cewek-cewek sekelas langsung meriung di mes Aisyah. Mereka sibuk bertanya-tanya. Mereka unbelieve banget kalau cowok tajir kayak Galang mau kerja jad tukang kebun.
"Dia di sana mau borong jeruk-jeruk Pak Haji kali, Han." Vera tetap ngotot merasa enggak mungkin Galang jadi tukang kebun.
"Seriusan. Paman gue lihat sendiri, kok. Nih, nih dia kirim foto." Hana memperlihatkan foto di WA-nya.
Cewek-cewek penggemar Galang langsung melongo, terbelalak, kaget sampai ternganga saat melihat foto Galang sedang memotong rumput liar di sekitar tanaman. Meski Cuma pakai kaos lusuh, celana sebetis sama topi butut, Galang tetap kelihatan ganteng.
"Astagfirullahal'aazim, udah-udah. Jaga mata kalian dari hal yang belum halal. Jangan sampai mengotori hati." Aisyah, cewek kalem berjilbab itu mengingatkan kelima temannya.
"Belum halal? Jadi bisa dihalalin dong, nanti?" Bian langsung heboh sendiri.
Keenam temannya yang lain menyoraki Bian.
"Ngapain ya, dia jadi tukang kebun? Emang uang dari orang tuanya kurang, ya?"
"Gue masih enggak percaya Galang jadi tukang kebun." Kiki menanggapi, "Gue harus lihat pakai mata kepala gue sendiri."
"Setujul" sambut Wulan dengan semangat.
"Gimana..." Hana langsung berdiri, matanya berbinar, "Kalau siang ini kita kepoin Galang di kebun jeruk Pak Haji Hasan?"
"Setujuuul" sahut Wulan, Kiki, Vera, Bian, dan Lia.
"Lalu apa yang terjadi dengan Mubarak, Pak Haj
Mubarak. Akhirnya ia menikahkan Mubarak dengan anak "Orang kaya itu tersentuh dengan kejujuran gadisnya karena Mubarak adalah orang yang bertakws anak lelaki yang diberi nama Abdullah, yang kelak Mubarak dan anak orang kaya itu menikah, mempunyai terkenal dengan sebutan Imam Abdullah bin Mubarak atau Ibnu Mubarak."
"Subhanallah. Ibnu Mubarak, ulama yang terkenal ahli hadis itu ya, Pak Haji?"
"Alhamdulillah kamu tahu, ilmu agama kamu memang baik."
Aisyah datang membawakan dua gelas teh hangat. Keenam cewek kepo itu pun kaget.
"Kok, Aisyah ada di situ?" tanya Bian heran.
Galang tersenyum kepada Aisyah lalu menunduk. Baik Aisyah dan Galang sama-sama menjaga pandangan. Pak Haji Hasan tertawa lalu menyeruput teh hangatnya.
"Sayang Galang, kamu dan Aisyah masih sekolah SMA. Kalau saja kalian sudah lulus sekolah, bapak akan nikahkan kamu dengan anak bapak, Aisyah karena bapak sangat suka dengan kejujuranmu, Galang."
Galang menunduk malu. Aisyah bersemu merah lalu pamit ke belakang.
Keenam cewek kepo diam-diam mengikuti Aisyah masuk ke rumah Pak Haji Hasan. Mereka mencegat Aisyah di pintu belakang. Aisyah kaget.
"Astagfirullahal'azim, adab seorang muslim itu kalau bertamu harus mengucapkan salam dulu. Minta izin dulu."
Eh Aisyah... lo enggak bilang-bilang kalau lo anaknya Pak Haji, Hana gemas karena dia kan teman sebangku Aisyah.
"lya, pantesan aja lo enggak heboh waktu tahu Galang kerja di kebun. Lah kerja di kebun bapaknya sendiri," Wulan menjawil dagu Aisyah.
"Iya maaf, kan kalian enggak tanya," Aisyah menahan tawa.
"Jadi, apa alasan Galang kerja di kebun bokap lo, Syah? Bukan buat deketin lo, kan?" tanya Kiki langsung tembak.
hhanga
Kali ini Aisyah tertawa. "Ya enggaklah, Ki. Aku tahu Galang itu lelaki saleh, aku juga enggak ada perasaan apa-apa. Dia kerja di kebun karena mau mengumpulkan uang untuk memberikan ayahnya hadiah ulang tahun."
"Haah? Segitunya." Lia nyeletuk.
"Iya, itu sih cerita dari Abah aku. Abah bilang kalau Galang mau memberikan ayahnya hadiah dari hasil kerja keras dia sendiri."
"liih keren ya.... gue mau deh, jadi pacarnya." Vera mulai genit.
"Sayangnya Galang enggak mau sama lo!" Bian ketawa kencang.
"Galang itu enggak pacaran, Bian, karena kan dia tahu kalau pacaran itu dosa dan mendekatkan diri kepada zina. Naudzubillah min dzalik."
"Tapi kita tetap ngefans koook..." seru Wulan, Vera, Bian, Kiki, Hana, dan Lia yang selalu kompak. Aisyah tersenyum manis.
"Kalau aku ngefans-nya sama Rasulullah SAW aja, deh." Kata Aisyah.
Lalu keenam temannya itu pun nyengir karena malu.


SIFAT TOKOH YG KITA AMBIL DARI CERITA
GALANG : AMANAH , JUJUR , MENJAHUI LARANGAN , BEKERJA KERAS
PAK HAJI HASAN : BAIK , PENGERTIAN
AISYAH:

Kontributor : Winda Elva Rahayu
Kelas XII DPB-2

Tidak ada komentar:

Kisah Penjaga Kebun dan Buah Jeruk yang Manis

Kisah Penjaga Kebun dan Buah Jeruk yang Manis Suatu hari di kelas Aisyah terjadi sebuah kehebohan. Mereka melihat Galang menjadi tukang kebu...