Resume Novel
“Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”
Penerbit : PT Gramedia Widiasarna
Tahun Terbit : 2025
Tokoh utamanya adalah Ale, seorang pria berusia 37 tahun yang hidupnya terasa datar dan hampa. Ia hidup sendirian, jauh dari keluarga, tidak punya teman dekat, dan kehilangan semangat untuk terus hidup.
Hari-harinya hanya diisi dengan rutinitas tanpa makna bekerja, pulang, tidur, dan mengulang. Di balik ketenangan luar dirinya, Ale menyimpan rasa lelah yang dalam terhadap hidup dan keinginan untuk mengakhiri segalanya.
Suatu hari, Ale memutuskan bahwa malam itu akan menjadi hari terakhirnya di dunia. Ia sudah menyiapkan segalanya mulai dari obat-obatan, surat, dan pikiran yang sudah bulat. Namun sebelum ia menelan obat itu, pandangannya tertuju pada label di botol
“Dikonsumsi setelah makan.” Entah kenapa, kalimat sederhana itu membuatnya berhenti sejenak. Ia lalu berpikir, “Kalau begitu... aku harus makan dulu.”
Ia memilih untuk makan sesuatu yang paling ia sukai mie ayam. Bukan sekadar untuk mengisi perut, tapi sebagai “makan terakhir” sebelum mati. Dari niat sederhana itu, Ale keluar rumah dan mulai mendatangi gerobak mie ayam langganan nya. Namun setelah sampai di gerobak mie ayam itu, ia malah menemui bahwa warung mie ayam itu tutup karena pemiliknya yaitu Pak Jo meninggal dunia.
Semenjak kejadian itu ia banyak bertemu dengan berbagai orang dan peristiwa kecil yang pelan-pelan mengguncang batinnya. Mulai dari ia bertemu Murad, Mami Louise, Pak Uju, Nenek, Ipul dsb. Termasuk juga interaksi sederhana yang membuat Ale mulai mempertanyakan kembali keputusannya untuk mengakhiri hidupnya.Dari hal-hal kecil itulah, Ale menyadari bahwa dunia tidak sepenuhnya kosong seperti yang ia pikirkan. Ada kebaikan kecil yang masih tersisa mungkin tidak besar, tapi cukup untuk membuat seseorang bertahan satu hari lagi.
Makna dan Pesan Cerita
Meski tampak sederhana, buku ini memuat makna yang sangat dalam.
Brian Khrisna mengajak pembaca melihat bahwa alasan untuk hidup tidak selalu datang dari hal besar.
Kadang, cukup dari sepiring makanan hangat, percakapan singkat, atau perhatian kecil dari orang asing cukup untuk seseorang merasakan alasan nya untuk kembali hidup menikmati dunia.
Buku ini juga mengangkat isu depresi dan kesehatan mental, sesuatu yang masih sering dianggap tabu di masyarakat. Melalui sosok Ale, pembaca bisa merasakan betapa beratnya beban batin seseorang yang tampak “biasa-biasa saja” di luar, tapi sesungguhnya berjuang keras untuk tetap bertahan.
Pesan yang Dapat Dipetik
1. Tidak ada hidup yang benar-benar tanpa makna, terkadang kita hanya belum menemukannya.
2. Sesuatu yang kecil bisa memiliki dampak besar bagi seseorang yang sedang kehilangan arah dalam hidup nya.
3. Hidup tidak harus sempurna untuk tetap dijalani, cukup dengan satu alasan kecil pun kita bisa memilih untuk bertahan.
Anggota Kelompok Kelas XII DKV 1
1. Dinar Kirani (16)
2. Arlyn Khania Z (08)
3. Dini Erlin R (17)
4. Chyntya Dewi Sukma R (12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar