Jumat, 14 Februari 2025

ASAL USUL RAWA PENING

 

Ngasem adalah nama sebuah desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, Kacaryosing Naasem merupakan desa yang terkenal. Segala tindakan cambuk dan cambuk terhadap siswa laki-laki tersebut terinspirasi dari keteladanan guru bernama Ki Hajar Salokantara. Ki Hajar mempunyai pikiran yang bijaksana. Adapun Ni Enchang Ariwulan namanya ingiang eink lon ay Suatu hari Ni Endang kebingungan mencari paso yang digunakan untuk memecahkan buah pinang yang telah ia siapkan untuk persembahan malam, Bersama ou kopelisa, ia menyuruh Ki Hajar memilih sebuah peso. 10 Hajar terkejut, tetapi begitu saatnya tiba, pisau itu diberikan kepadanya dengan dorongan untuk memikirkannya dan dia harus meletakkan pisau itu di pangkuannya. 

Namun Ni Endang lupa. Pern ditempatkan di pangkuannya. Sanatka peso leal. Ni Endhang berhadapan dengan Ki Hajar dalam hubungan romantis, namun Hoten dikabarkan marah. Ki Hajar Salokaritara lalu meminta Ni Endhang menghadapnya. Ki Hajar akan bertapa di Redi Telamaya dan memberikan alat wuud gentha atau klintingan di pura yang berguna untuk bayi dalam kandungan, kandungan bayi dan kelahiran naga. 

Meski kelakuannya seperti anak laki-laki lain, dia bisa menangis dan berkata Wingko, sepertinya dia laki-laki, tapi dia akan tetap diperlakukan dengan cinta sampai dia dewasa. Orang-orang yang melihat naga itu tidak berhenti memikirkan naga yang sudah dewasa itu dan suatu hari mereka meminta Ni Endhang untuk mencari tahu siapa ayahnya, diikuti di Telamaya. 

Ni Endang dari ilmunya menyusul. Naga itu menuju ke sungai yang mengalir di bawah selo yang bernama Salo dan mengarahkan jalannya melalui rawa-rawa, kemudian di Kaltgung ada selo lain yang bernama Sela Gombak di seberangnya disebut Baru Klinthirwan atau Baru Minthing 

Berbulan-bulan dan bertahun-tahun berlalu, Baru Klinting belum juga menemukan tempat Ki hajar Salokantara. Sekarang pun saya tidak mempunyai kuasa apa-apa, namun karena mitreng mitreng itdung lamat kode hidup Endang Artwulan Seking Ni Endang mengikuti Baru

Kinthing yang menemukan kediaman Ki Hajar Salokantara, kemudian tinggal di Sapakung. Ni Endhang terletak di reak sendthang 

Sandhang Merika kemudian dikenal dengan nama Sandhang An Wulana di pertapaan Telamaya, Ki hajar memeriksa naga yang menunggu lalu menundukkan kepala memberi hormat di hadapannya. K hajar mengetahui bahwa naga itu bukanlah naga yang jahat, melainkan naga yang berhati besar. Naga itu kemudian berkata kepadanya, “Ki hajar Salokantara, aku terkejut 10 Hajar, karena aku tidak tahu kalau Baginda dapat melihatnya.” 

Naga lajeng nyuwun pisa, menapa leves menika drusun Telamaya, pertaparipun Ki Hajar Salokantara hajar ngioresaken. Baru Klinthing langah, lajeng matur moraal Ki hajar moniko thyang sepuhipun in Ingkang sampun dangu dipungadost ing poran. Boton kesupon Baru Klinthing lajeng sujud. Ki Hajar doreng pitades saestu, mila lajeng maringi pihakenan dhumateng Baru Klinthing simen ibunipuntan sakong porndi papan durungipun, Baru Kirthing cars wangsulan menawi ibanipun auma Ni Endhang Ariwulan saking Ngases. Ugi boten kesupen Baru Ninthing nedohaken idinthingan tilaranipun Khajar Salokaritara, 

KHajar mengatakan, kilat itu adalah sebuah rekap, sebab di dunia ini tidak ada yang mudah, namun ada juga perjalanan dan kesulitannya. Agar dapat dianggap sebagai anak Ki Hajar, Baru Kinthing harus mengamalkan amalan tarak brata. Tanpa disuruh Baru Klinting, Ki hajar melemparkannya keluar dari sayap Baru Klinthing, namun kepala dan ekornya tidak bertemu, tidak satu pun. Akhirnya Baru Kinthing menghubungkan Kendhil dengan Ki Hajar, 

Ki Hajar lebih mecal mupmat mungies silat monika baru klinthing keraran tapi kemudian kehilangan hatinya. Hajar meminta untuk dicek apakah kelemahannya tidak bisa ditutupi oleh Bar tersebut, karena merupakan pusaka sakti yang tiada tandingannya, lebarnya hanya beberapa meter, namun mempunyai keistimewaan. Kalau mengarah ke prana, kamu bisa terpesona, kalau tidak, kamu akan mengguncang dunia” ucap 10 hajar Baru Kinching lalu dia terus menari hingga lidahnya membuat pusaka berupa tombak Kya Baru Klinthing 

Pada hari terakhir, diketahui jenazah Baru Klirithing yang berada di tengah jalan belum terlihat, hanya rerumputan dan pepohonan hutan yang hilang seiring dengan praktik perayaan Pathok, sebuah desa yang penuh kegembiraan, namun masyarakatnya mempunyai rasa syukur. memanen pitta. Salah satu warga yang menginginkan pinang merah untuk campuran nasi, ketika pecah, penjaga Jabul yang tua dan tampan itu adalah seekor naga bernama Baru Klinsheng. 

Naga itu kemudian dipukuli untuk mendapatkan pista. Boteri kanyana rnyana sukma Baru Klinching mengikuti warga yang rela menggunakan cara asing untuk menjadi pemuda gadungan, pemberani tapi kotor. Namanya Jaka Bandung, pas minta makanan ditolak. Akhirnya pemuda tersebut dibawa pulang oleh seorang janda bernama Ni Endhang Artwulana. Setelah anda puas dan puas, jika anda meninggalkan pesan, jika ada keributan anda harus pergi ke toko untuk mengambil uang dan uang saku. 

Jika Bandung kemudian kembali ke pusat kota, warga berusaha meminta uang lebih, namun ditolak dan dibunuh. Tantangan Mila jaka siapa yang bisa mengeluarkan benih itu maka akan disembah tujuh kali, namun hanya ada satu orang yang bisa.

Jaka bandung Ingkan kemudian mengeluarkan air itu. Ketika air itu keluar dari rangkaian kathah-kathahioun, terjadilah banjir yang menimbulkan banjir besar yang menimbulkan bunyi salsin. Siti yang terluka karena punjabut terlempar turun gunung dan berubah menjadi gunung kecil bernama Gunung Kendhalisade. Bersamaan dengan itu, daratan yang tenggelam karena dilintasi Loya Sada menjadi sebuah telaga yang airnya jernih, yang dikenal dengan nama Rawa Bening, namun sekarang disebut Rawa Pening.


Kontributor

1.ALIF ATQA NUR BA IN(10) 2.ALINSKY YOGA KAIRIN (11) 3.ANANG PRASTYO (12) 4.ANDI DWI A (13) 5.ANGGORO IBNU S (14) 6.ARIF AJI S (15) 7.ARTA WICAKSONO (16) 8.AULIA OCTA V (17) 9.BAGAS DWIYAN A.R (18) 



Tidak ada komentar:

Perayaan HUT RI di Sekolahku

 Perayaan HUT RI di Sekolahku Tanggal 17 Agustus selalu menjadi hari yang istimewa di sekolahku. Sejak pagi, halaman sekolah telah dihias de...