Judul Novel : Pulang
Pengarang : Tere Liye
Penerbit dan tahun terbit : Republika Penulis
dan 2015
Tebal buku :400 halaman
1. Sipnosis
Novel ini menceritakan tentang perjalanan
pulang seorang bujang, pimpinan ribuan anggota keluarga dan puluhan perusahaan
yang tersebar di seluruh kawasan Asia Pasifik. Seorang samurai sejati. Yang
berhasil mencapai tujuannya, pulang.
Tidak mudah seorang bujang yang biasa
dikenal si Babi Hutan menjadikan dirinya sebagai orang yang kini paling
dihormati. Dua puluh tahun lamanya Bujang menjalani kehidupan menyesatkan,
berteman dengan maut, berjuang untuk pulang. Semua ini berawal ketika dia
berusia 15 tahun, datang seorang pemburu Babi Hutan dari kota untuk menjemput
bujang agar ikut dengannya memperbaiki kehidupan di kota provinsi. Tauke Besar,
pemburu Babi Hutan ternyata ia pemimpin shadow economy di kota provinsi.
Pengalaman pertama yang membuat rasa takut pada apapun hilang dari jiwa Bujang,
ketika Bujang berhasil melawan Babi Hutan yang begitu besar hingga kini Bujang
mendapat julukan si Babi Hutan.
Perjalanan hidup Bujang penuh dengan suka
duka, kebahagiaan dan penderitaan. Kebahagiaan berawal ketika kopong berhasil
membujuk Tauke Besar untuk mengijinkan bujang berlatih. Malam untuk berlatih,
siangnya untuk sekolah. Berbulan-bulan Bujang hanya berlatih berlari
bolak-balik sampai kakinya melepuh. Enam bulan kemudian barulah ia dilatih
tinju. Suatu hari Bujang berhasil mengalahkan kopong yang berarti Bujang
membutuhkan guru baru.
Seminggu kemudian, kopong membawakan guru
baru untuk Bujang. Guru Bushi namanya. Guru mengajarkan senjata tajam-pedang.
Bujang belajar melempar shuriken. Meskipun begitu, ia tidak pernah ikut satupun
pertempuran. Setelah lama tinggal bersama keluarga Tong, akhirnya Bujang
menyadari betapa mahalnya. perebutan kekuasaan. Nyawa pun tidak jarang menjadi
korban. Setiap nama yang gugur akan diabadikan di dinding pualam sebagai
penghormatan. Satu tahun tinggal di kota, Bujang berhasil mendapatkan ijazah
persamaan SD dan SMP dengan nilai. yang sempurna.
Kebahagiaan berikutnya, saat dirinya resmi
menjadi tukang pukul seperti bapak. Keberhasilan itu terjadi ketika Bujang
menemani Tauke Besar untuk menjadi pengawal dalam menyelesaikan suatu masalah
dan dia berhasil melindungi Tauke Besar dari serangan mendadak.
Selanjutnya ketika Bujang mendapat guru
baru, salonga namanya. Bujang belajar menembak. Tidak mudah untuk menjadi
seorang penembak jitu. Tidak terhitung berapa kali ia gagal dan
dibodoh-bodohkan oleh salonga. Namun ia tidak pernah putus asa. Lagi-lagi
Bujang mengalahkan gurunya. Setelah lama berlatih dan berusaha keras akhirnya
Bujang berhasil menembak Salonga lebih dulu. Dan itu berarti selesai sudah
berguru dengan Salonga. Sebelum akhirnya Salonga pergi, Bujang mendapat hadiah
pistol colt dari Salonga.
Bujang berhasil lulus dari Universitas saat
ia berumur 22 tahun. Namun, sebuah pernyataan bahwa kebahagiaan dan kesedihan
jaraknya hanya sebenang saja ternyata benar, kebahagiaan itu hilang sekejap tak
berbekas. Bujang mendapat surat dari bapak. Surat duka yang memberitahukan
bahwa mamak telah tiada. Hatinya bagai diiris sembilu, menangis dalam senyap,
terisak tanpa suara.
Kepergian mamak mengambil separuh semangat
hidupnya. Suatu hari bujang mendapat kabar bahwa Guru Bushi mengundang Bujang
ke Tokyo untuk menyelesaikan latihannya. Dengan perjanjian setelah selesai
Bujang harus kembali dan berangkat ke Amerika untuk melanjutkan sekolahnya.
Kabar itu cukup membuat Bujang mendapat semangatnya kembali.
2. Kesimpulan
Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari novel Pulang karya Tere Liye, salah satunya bahwa kita harus berdamai dengan masa lalu, walau untuk itu harus memeluk erat luka, kebencian, dan rasa sakit.
Kesetiaan Bujang pada keluarga Tong juga bisa dijadikan contoh bagaimana membalas budi pada orang yang berjasa dalam hidup kita. Tere Liye dalam novelnya juga ingin mengajarkan, bahwa ilmu terbaik akan mampu mengubah jalan hidup seseorang.
Setelah membaca resensi novel Pulang Tere Liye, diharapkan kita tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang kehidupan Bujang di novel aslinya.
Kontributor : Silvia Rachmadya, Kelompok 2 kls X Kuliner-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar