1. Pengantar Buku
Buku Filosofi Teras memperkenalkan filsafat Stoisisme (Stoic Philosophy) — ajaran dari Yunani Kuno yang membantu manusia hidup tenang, rasional, dan tidak mudah stres.
Tujuannya: agar kita bisa mengendalikan emosi, pikiran, dan reaksi terhadap hal-hal yang terjadi di luar kendali kita. 2. Konsep Utama Stoisisme
Stoisisme berfokus pada dua hal penting:
a. Dikotomi Kendali (Dichotomy of Control)
“Ada hal yang bisa kita kendalikan, dan ada yang tidak.” Yang bisa dikendalikan:
Pikiran, pendapat, keputusan, reaksi, dan tindakan kita.
Yang tidak bisa dikendalikan:
Cuaca, nasib, opini orang lain, hasil akhir, dan masa lalu.
Kuncinya: Fokus pada hal yang bisa kamu kendalikan, lepaskan sisanya.
b. Hidup dengan Rasionalitas dan Kebajikan
Stoik menilai kebahagiaan sejati bukan dari harta atau pujian, tetapi dari hidup bijak dan sesuai nilai kebajikan:
Buku ini menjelaskan bahwa:
Marah, kecewa, cemas, atau sedih sering muncul karena kita ingin mengendalikan hal yang tak bisa dikendalikan.
Dengan memahami Stoisisme, kita belajar merespons dengan tenang, bukan bereaksi berlebihan. Contoh:
Daripada stres karena orang lain tidak sopan, sadari bahwa sikap mereka di luar kendalimu — yang bisa kamu kendalikan hanyalah reaksimu.
4. Latihan Stoik dalam Kehidupan Sehari-hari
Henry memberi latihan praktis seperti:
Jurnal Stoik: menulis hal-hal yang bisa dan tak bisa dikendalikan hari ini.
Negatif visualisasi: bayangkan hal buruk agar lebih siap secara mental.
Memento mori: sadar bahwa hidup terbatas agar lebih menghargai waktu dan orang-orang di sekitar.
Amor fati: mencintai takdir — menerima apa pun yang terjadi dengan lapang dada.
5. Relevansi di Zaman Sekarang
Di era media sosial dan tekanan hidup modern, Filosofi Teras membantu:
Stoik menilai kebahagiaan sejati bukan dari harta atau pujian, tetapi dari hidup bijak dan sesuai nilai kebajikan:
- Kebijaksanaan (wisdom)
- Keberanian (courage)
- Keadilan (justice)
- Pengendalian diri (temperance)
Buku ini menjelaskan bahwa:
Marah, kecewa, cemas, atau sedih sering muncul karena kita ingin mengendalikan hal yang tak bisa dikendalikan.
Dengan memahami Stoisisme, kita belajar merespons dengan tenang, bukan bereaksi berlebihan. Contoh:
Daripada stres karena orang lain tidak sopan, sadari bahwa sikap mereka di luar kendalimu — yang bisa kamu kendalikan hanyalah reaksimu.
4. Latihan Stoik dalam Kehidupan Sehari-hari
Henry memberi latihan praktis seperti:
Jurnal Stoik: menulis hal-hal yang bisa dan tak bisa dikendalikan hari ini.
Negatif visualisasi: bayangkan hal buruk agar lebih siap secara mental.
Memento mori: sadar bahwa hidup terbatas agar lebih menghargai waktu dan orang-orang di sekitar.
Amor fati: mencintai takdir — menerima apa pun yang terjadi dengan lapang dada.
5. Relevansi di Zaman Sekarang
Di era media sosial dan tekanan hidup modern, Filosofi Teras membantu:
Mengurangi overthinking dan insecure.
Tidak mudah tersinggung oleh komentar orang.
Menjaga mental tetap stabil di tengah kesibukan, kegagalan, atau perbandingan sosial.
6. Pesan Utama
“Kita tidak bisa mengontrol dunia luar, tapi kita bisa mengontrol cara kita memandangnya.” Dengan kata lain: ketenangan berasal dari dalam diri, bukan dari situasi luar.
“Kamu mendapatkan ketimun pahit? Ya buang saja. Ada semak berduri di jalan setapak yang kamu lalui? Ya berputar saja. Itu saja yang kamu perlu tahu. Jangan menuntut penjelasan, ‘kenapa ada hal (tidak menyenangkan) ini?’ Mereka yang mengerti sesungguhnya dunia seperti apa akan menertawakanmu, seperti tukang kayu yang melihat kamu kaget karena ada banyak debu hasil gergaji di tempat kerjanya, atau tukang sepatu melihat kamu kaget karena banyak sampah kulit sisa (di tempat kerjanya).” Marcus Aurelius
Kesimpulan
Aspek Inti Ajaran Filsafat Stoisisme (Stoic Philosophy) Fokus Pengendalian diri & kebijaksanaan
Tujuan : Hidup tenang dan bahagia dengan rasional
Kunci :Fokus pada hal yang bisa dikendalikan Latihan
Jurnal, refleksi, amor fati, memento mori
“Damai dan tenteram ini kokoh karena berakar dari dalam diri kita, bukan pada hal-hal eksternal yang bisa berubah, hancur, atau direnggut oleh kita.” Henry Manampiring
Nama-nama kelompok literasi kelas XII KL-3
FAHRIZAL SHOLAHUDIN (12)
MOCH.SYAFRIL (20)
PRATAMA RUDI (26)
JUNIOR PANDU (16)
SULTAN ANAANDA P.U (33)
BAGAS ADITYA (08)
MUHAMMAD EHZYA IZARA (24)
RAYA SAPUTRO (28)
DIKA ADITYA (10)
LENDY MEDIANTO (17)
SYAIFUDIN (37)
MAYVAN SATYA P. (19)
FERY KUSDIANTORO (14)
FEBRIAN HARIONO (13)
DZAKI AHMAD (11)
MUHAMMAD RIZAL R. (22)
AFGHA IBNU S. (03)
DENISHA MIRALDY (09)
MORIN TABUNI (21)
Menjaga mental tetap stabil di tengah kesibukan, kegagalan, atau perbandingan sosial.
6. Pesan Utama
“Kita tidak bisa mengontrol dunia luar, tapi kita bisa mengontrol cara kita memandangnya.” Dengan kata lain: ketenangan berasal dari dalam diri, bukan dari situasi luar.
“Kamu mendapatkan ketimun pahit? Ya buang saja. Ada semak berduri di jalan setapak yang kamu lalui? Ya berputar saja. Itu saja yang kamu perlu tahu. Jangan menuntut penjelasan, ‘kenapa ada hal (tidak menyenangkan) ini?’ Mereka yang mengerti sesungguhnya dunia seperti apa akan menertawakanmu, seperti tukang kayu yang melihat kamu kaget karena ada banyak debu hasil gergaji di tempat kerjanya, atau tukang sepatu melihat kamu kaget karena banyak sampah kulit sisa (di tempat kerjanya).” Marcus Aurelius
Kesimpulan
Aspek Inti Ajaran Filsafat Stoisisme (Stoic Philosophy) Fokus Pengendalian diri & kebijaksanaan
Tujuan : Hidup tenang dan bahagia dengan rasional
Kunci :Fokus pada hal yang bisa dikendalikan Latihan
Jurnal, refleksi, amor fati, memento mori
“Damai dan tenteram ini kokoh karena berakar dari dalam diri kita, bukan pada hal-hal eksternal yang bisa berubah, hancur, atau direnggut oleh kita.” Henry Manampiring
Nama-nama kelompok literasi kelas XII KL-3
FAHRIZAL SHOLAHUDIN (12)
MOCH.SYAFRIL (20)
PRATAMA RUDI (26)
JUNIOR PANDU (16)
SULTAN ANAANDA P.U (33)
BAGAS ADITYA (08)
MUHAMMAD EHZYA IZARA (24)
RAYA SAPUTRO (28)
DIKA ADITYA (10)
LENDY MEDIANTO (17)
SYAIFUDIN (37)
MAYVAN SATYA P. (19)
FERY KUSDIANTORO (14)
FEBRIAN HARIONO (13)
DZAKI AHMAD (11)
MUHAMMAD RIZAL R. (22)
AFGHA IBNU S. (03)
DENISHA MIRALDY (09)
MORIN TABUNI (21)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar