Sabtu, 08 Februari 2025

Cerita Malin Kundang

literasi digital wijen
    sumber Foto : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/kye/16

Cerita Malin Kundang yang merupakan judul cerita rakyat atau dongeng yang berasal dari Sumatera Barat. Pengunjung melihat Batu Malin Kundang di Pantai Air Manis, Padang, Sumatra Barat, Jumat (16/12). Sebagian wisatawan sengaja membawa anak mereka ke objek wisata tersebut antara lain untuk memetik pelajaran dari legenda Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu karena durhaka kepada orang tua.

Secara garis besar, dongeng Malin Kundang mengisahkan seorang anak yang pergi meninggalkan rumahnya untuk maksud mencari uang. Akan tetapi, perantauan yang dilakukan pada akhirnya membuat orang tersebut lupa dengan rumahnya sendiri.

Dengan sedikit kisah di atas, diketahui bahwa orang tersebut bernama Malin Kundang. Cerita ini bahkan dikaitkan dengan kemunculan sebuah patung berbentuk manusia yang terletak di Pantai Air Manis, letaknya di Sumatera Barat.

 

SINOPSIS :

Dahulu kala, hidup seorang pemuda yang bernama Malin Kundang. Rumahnya terletak di sekitar pesisir pantai daerah Sumatera Barat.

Di rumah tersebut, Malin Kundang hidup bersama dengan ibunya, Mande Rubayah. Sedangkan ayahnya, diceritakan sudah meninggal semenjak Malin Kundang kecil.

Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, Malin Kundang bekerja keras. Kendati gajinya kecil, ia tetap melakoni karena hidupnya memang serba kekurangan.

Hidup di tengah kekurangan membuat Malin berpikir keras demi mencukupi kehidupan. Hal ini terjawab ketika suatu hari datang sebuah kapal besar di pantai tempat Malin tinggal dan bekerja.

Saat itu, muncul pikiran di kepala Malin Kundang bahwa kapal tersebut dapat mengubah nasibnya di masa depan. Oleh karena itu, Malin Kundang pada akhirnya meminta izin kepada ibunya untuk ikut kapal tersebut dan berlayar ke tempat baru.

Pada awalnya, Mande Rubayah merasa berat hati mengizinkan anaknya pergi. Namun, tekad Malin dan rasa iba terhadap ibunya menjadikan Mande Rubayah luluh hatinya. Dengan begitu, Mande Rubayah mengizinkan Malin pergi merantau.

Ketika ikut dengan kapal tersebut, Malin bekerja mati-matian demi mencari uang. Hal ini pada akhirnya membuat Malin benar-benar menjadi orang yang sesuai dengan keinginannya, yakni kaya.

Harta yang melimpah membuat Malin berani mempersunting seorang putri raja. Mereka pun pada akhirnya menikah.

Cerita kembali ke kampung halaman, tempat di mana Mande Rubayah mendengar kehebatan anaknya di dunia baru. Setiap hari, Mand Rubayah pergi ke tepi pantai menantikan kepulangan Malin.

Keinginan tersebut terjawab ketika suatu hari kapal besar muncul. Ternyata, pemilik kapal tersebut adalah Malin Kundang. Ia datang ke kampung halamannya bersama dengan istrinya.

Mengetahui hal tersebut, Mande Rubayah menemui Malin Kundang dan segera memeluknya. Akan tetapi, respon yang diberikan Malin justru jauh dari apa yang dibayangkan Mande Rubayah.

Malin saat itu melepas pelukan dan bersikap seperti tidak mengenal ibunya. Bahkan, ketika istrinya mempertanyakan identitas perempuan tua tersebut, Malin bilang tidak mengenalnya.

Lebih dari itu, Malin menyatakan bahwa perempuan tersebut adalah pengemis yang hanya ingin meminta hartanya.

Dengan perasaan kesal, Mande Rubaya berdoa kepada Tuhan agar anaknya segera dihukum. Selang beberapa waktu, kapal Malin Kundang berlayar lagi dan muncul badai besar.

Badai tersebut berhasil menghancurkan kapal Malin Kundang hancur. Kepingan-kepingan kapal yang hancur itu akhirnya menepi ke pinggir pantai. Di situ, ternyata ada juga batu yang menyerupai sosok manusia dan diidentikan dengan sosok Malin Kundang.

Oleh karena itu, maka batu berwujud manusia yang ada di Pantai Air Manis dianggap memiliki keterkaitan dengan cerita rakyat Malin Kundang.

Kelas XI DPIB 1 , Nama Kelompok:Adil Rahmad R./02,Bagas Bima P./13,Alden Aurelvalla/04,Fahry Andika K./28,Fauza Suhendri C./30,Ferdy Aji S./ 31,Jonathan Radit P./36,Fariz Baskoro. / 29,Iwan Febri I. / 35


Tidak ada komentar:

Demi Cinta Satu Malam

       Kontributor : Kelas X KL-2