Senin, 08 Desember 2025

CERITA PENGALAMAN SAAT TARUNA

 CERITA PENGALAMAN SAAT TARUNA


Pagi itu udara masih cukup dingin ketika aku berangkat ke sekolah. Hari itu terasa berbeda, karena kami para taruna dan taruni dijadwalkan untuk berkumpul pukul 06.40 pagi tepat. Begitu sampai di sekolah, suasana sudah tampak ramai. Dari kejauhan terdengar suara kakak senior yang cukup lantang memanggil kami, “Untuk Diklatsar Angkatan 15, segera berkumpul di lapangan belakang!” Panggilan itu membuat kami semua otomatis mempercepat langkah.

Sesampainya di lapangan belakang, para taruna dari berbagai jurusan kelas 10 sudah terlihat mulai membentuk barisan. Ada yang dari jurusan Busana, TE, Kuliner, TKR, dan lain-lain. Walaupun berasal dari jurusan berbeda dan banyak yang belum saling kenal, kami tetap berusaha menjaga kerapian barisan. Setiap dari kami membawa tas masing-masing dan perlengkapan untuk mengikuti apel pagi.

Setelah semua barisan dinyatakan siap, apel pagi pun dimulai. Kami berdiri tegap, mendengarkan arahan dari pembina dan kakak senior. Meskipun masih terasa ngantuk dan canggung, suasananya terasa menyenangkan. Ada perasaan bangga bisa ikut kegiatan taruna, meski baru memulai.

 

Selesai apel, kakak senior memerintahkan kami untuk sarapan di lapangan. Tapi bukan sembarang sarapan biasa—kami diminta duduk saling berhadapan, masih dalam formasi baris yang rapi. Bayangin sarapan sambil tetap menjaga formasi, rasanya campur aduk antara canggung, takut salah, tapi juga seru karena baru pertama kali mengalami suasana seperti itu. Makanan pagi itu terasa lebih nikmat karena dimakan bareng-bareng.

 

Tidak lama setelah sarapan, kami kembali disiapkan. Kali ini, kami diarahkan untuk berkumpul sesuai dengan demonstrasi yang kami ikuti. Demonstrasi ini nantinya akan ditampilkan pada kegiatan Diklatsar. Ada beberapa kelompok demonstrasi, yaitu:

• BDM (Bela Diri Militer)

• Senam Balok

• PBB (Peraturan Baris Berbaris)

• Teater

• Parade

Di kelompokku, hanya ada satu teman yang ikut demonstrasi BDM. Latihan BDM terlihat sangat intens dan cukup keras—pukulan, teknik bantingan, gerakan cepat, semuanya dilakukan dengan fokus yang tinggi. Ekspektasinya memang lebih berat dibandingkan kami yang lain. Tapi dia menjalani dengan semangat, karena BDM memang butuh keberanian dan kekuatan mental.

Sedangkan aku berada di kelompok parade, yang dilatih langsung oleh Koramil Wonoasri. Rasanya bangga sekali bisa dilatih oleh anggota TNI. Mereka tegas, disiplin, tapi tetep ramah dan membimbing kami dengan baik. Kami diajarkan:

       PBB dari dasar, seperti sikap sempurna dan hormat

       Cara langkah tegap yang benar

       Pembentukan barisan

       Teknik kekompakan gerakan

       Cara menjaga sikap disiplin sebagai taruna

 

Latihan parade ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan. Setiap minggunya kami terus berproses: panas-panasan di lapangan, ngulang gerakan yang salah, latihan ulang sampai benar, bahkan pernah juga dimarahi karena tidak kompak. Tapi dari situ justru kami jadi makin semangat.

Yang paling menyenangkan adalah proses kebersamaannya. Sebelumnya, kami semua jarang berinteraksi karena masing-masing ada di jurusan yang berbeda. Tapi sejak latihan taruna dimulai, kami jadi saling kenal. Dari yang awalnya Cuma tahu muka, sampai akhirnya jadi sering ngobrol, bercanda, bahkan saling menyemangati saat latihan capek.

Kegiatan taruna ini mengajarkanku banyak hal. Bukan Cuma soal baris berbaris, tapi juga tentang kedisiplinan, kerja sama, keberanian, tanggung jawab, dan cara menghargai waktu. Yang awalnya terasa berat, lama-lama jadi menyenangkan karena dilakukan bersama teman-teman yang sama-sama berjuang.

Kini, setelah menjalani semua proses itu, aku merasa punya pengalaman yang sangat berharga. Taruna bukan sekadar kegiatan sekolah—tapi tempat di mana aku belajar menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih disiplin. Yang paling penting, aku menemukan banyak teman baru yang sebelumnya bahkan tidak pernah aku kenal. Kebersamaan selama latihan membuat hubungan kami terasa seperti keluarga kecil.

Pengalaman taruna ini akan selalu kuingat sebagai salah satu kenangan terindah dan paling berarti selama masa sekolahku.

Tidak ada komentar:

CERITA PENGALAMAN DIKLATSAR TARUNA AKT XV

  CERITA PENGALAMAN DIKLATSAR TARUNA AKT XV Pada suatu hari di bulan Oktober, SMKN 1 Wonoasri melakukan diklatsar taruna. Para taruna dilati...