Arif adalah seorang pemuda berusia 22 tahun yang tinggal di kampung Tegalharjo. Lingkungannya padat, kotor, dan banyak anak muda yang lebih suka nongkrong tanpa tujuan. Melihat keadaan itu, Arif merasa prihatin. la percaya, perubahan harus dimulai dari diri sendiri, meski dengan langkah kecil.
Suatu sore, ia mengajak anak-anak kampung membersihkan got, mengecat tembok gang dengan gambar edukatif, dan menanam bunga di pot bekas. Awalnya orang-orang menertawakannya, tapi lama-lama warga ikut tergerak. Kampung yang tadinya kusam mulai tampak rapi dan hidup.
Tidak berhenti di situ, Arif membuka Rumah
Belajar Gratis di teras rumahnya. Buku ia kumpulkan dari donasi, papan tulis
dari sekolah lama, dan sebuah laptop bekas miliknya dipakai untuk mengenalkan
anak-anak pada teknologi. Setiap sore, anak-anak berbondong-bondong datang
untuk belajar.
"Arif, kau masih muda, tapi sudah
memberi banyak arti untuk kampung ini," kata Pak RT.
Arif tersenyum, "Saya hanya ingin
membuktikan, pemuda bisa membawa perubahan. Selama kita mau bergerak, tidak ada
yang mustahil."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar